Arwani, SE., MAB: Cara Solutif Menyikapi Kondisi Perekonomian di Era Pandemi

….dalam menghadapi situasi adanya Covid-19 ini kita dituntut untuk benar-benar menyusun skala prioritas kebutuhan kita.

(Arwani, SE., MAB)

Tak bisa dipungkiri,bahwa adanya Virus Covid-19 atau Virus Corona ini mengakibatkan terganggunya perekonomian hampir seluruh masyarakat,baik kalangan atas, menengah maupun bawah.
Menurut Ketua Prodi Ekonomi Syari’ah STAIS Dharma Indramayu, Arwani, SE., MAB, saat ditemui di ruang kerjanya, menyatakan bahwa, hal tersebut dikarenakan karena adanya hubungan simbiosis antar berbagai kalangan tersebut. Selain dilihat dari aspek pedagang dan pembeli.
Untuk itu, dosen yang terkenal sebagai pribadi yang murah senyum ini manyatakan bahwa perlu diperhatikan hal-hal berikut ini agar kondisi lalu lintas perekonomian (keuangan) kita tidak bermasalah. Adapun hal-hal tersebut adalah: Pertama, menentukan skala prioritas pengeluaran. Artinya, dalam menghadapi situasi adanya Covid-19 ini kita dituntut untuk benar-benar menyusun skala prioritas kebutuhan kita. Meskipun sebenarnya kita sudah mampu memilah antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Akan tetapi, adanya Covid-19 ini benar-benar membuat kita harus benar-benar mengutamakan kebutuhan-kebutuhan primer terlebih dahulu.
Kedua , memanfaatkan barang yang memang masih bisa digunakan atau istilahnya recycle atau dapat pula dengan meminimalisir penggunaan barang-barang yang sering digunakan. Misalkan penggunaan sabun cuci muka dibuat lebih hemat atau penggunaan kipas angin juga dikurangi. Atau bisa jadi, nasi yang tidak dimakan bisa dimanfaatkan untuk membuat kerupuk nasi. Artinya, untuk mengoptimalkan agar lalu lintas perekonomian kita tidak terganggu maka kita benar-benar dituntut untuk hidup berhemat sehingga mampu bertahan dalam situasi dan kondisi seperti ini.
Ketiga, mengurangi atau menghilangkan kegiatan tersier yang bersifat konsumtif seperti rekreasi atau jalan-jalan. Selain untuk menghindari dari tertular virus Covid-19 juga sebagai bentuk penghematan. Bagi kita yang memiliki hobby jalan-jalan atau rekreasi mungkin bisa diganti dengan kegiatan lain yang lebih ekonomis, misal silaturrahmi ke saudara yang dekat, tanpa meninggalkan “nyawa” dari kegiatan itu, yakni sebagai media pelepas lelah setelah seminggu bekerja misalnya.
Sebagai penutup dari ulasan ini, belau menjelaskan agar seyogyanya kita mampu mengelola keuangan kita secara efektif dan efisien, sehingga secara makro juga tidak mempengaruhi lalu lintas kegiatan perekonomian kita.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*